Label

Kamis, 27 Februari 2014



Nona Thailand Jatuh Cinta
 
          Jam sudah berdentang 7 kali, namun Selvi sama sekali belum membuka matanya sampai teriakan Mama yang membangunkannya.
          “ Selvi..!!! Udah jam 7, ayo bangun !!!”, teriakan Mama dari dapur yang tengah menyiapkan bekal Selvi.
          Sambil membuka mata perlahan, Selvi berusaha mengambil jam hadiah ulang tahunnya yang ke-7 dulu dari Papanya. Sentak dia pun segera bangun.
          “Haa?! Udah jam 7, aduh mama kok gak bangunin Selvi sih.” Selvi pun menuju kamar mandi, dengan ligat dia hanya mencuci muka, menggosok gigi, memakai seragam, dan tidak lupa novel 5 cm yang selalu ia bawa. Dengan rambut yang masih tergerai, Selvi menyalami Mamanya.
          “ Ma, Selvi berangkat dulu. Assalamualaikum..” bergegas pergi tanpa membawa bekalnya.
          “ eeh, Selvi bekalnya.. aduh tu anak.”
Sesampainya di sekolah, Selvi pun melihat Pak Joko, penjaga sekolah yang hendak menutup gerbang sekolah.
          “ eh eh Pak, tunggu Pak!” Selvi pun menahan Pak Joko dan langsung masuk ke perkarangan sekolah.
          “ Selvi.. Selvi.. Setiap hari selalu saja terlambat.” Ujar Pak Joko yang melihat Selvi terbirit-birit menuju kelasnya. Tetapi insiden pun  terjadi, seorang cowok kece yang tak sengaja menabrak Selvi hingga mereka terjatuh.
          “Aw!!”
          “eh sorry sorry, gue gak sengaja, lo gak papa kan? Ada yang luka?” Tanya cowok ganteng itu sambil membantu Selvi berdiri.
          “ gak papa lo bilang?! EH ! mata lo tarok dimana?! Pandai jalan gak sih?!” bentak Selvi yang sedang membersihkan roknya dan langsung pergi.
          “eh tapi tunggu….”
          “ Apaan  lagi ha?!”
          “ gue mau nanya kelas 12 B dimana ya?”
          gue kerjain aja ni orang” Selvi pun mulai merencanakan niat jahatnya.
          “ Oh, kelas 12 B, itu lo lurus aja trus belok kiri sampai di dekat madding trus lo belok kanan, nah itu..”
          “ Oooh itu, thanks ya, dan sorry yang tadi” tersenyum malu.
          “ oke oke, lupakan aja.”
          Cowok ganteng itupun pergi menuruti perkataan Selvi tadi yang sebenarnya ia ditipu oleh Selvi.
          Sesampai di kelas, Selvi pun harus menerima ceramahan oleh Ms. Oki guru B.inggrisnya karna ia terlambat, lagi.
          “ You lagi You lagi, pusing I melihat you selalu telat. Now, apa alasan you?”
          “eee..ee.. tadi macet Miss..”
          Semua teman-temannya pun menyoraki Selvi   
          “ Alasan itu. Uuuuuuuuu…”
          “ Shout Up ! I bosan mendengar jawaban you lagi. Lebih baik you keluar dari kelas I sampai pelajaran I habis !”
          “ Loh tapi Miss…”
          “ No reason ! Get Out !”
          “ Tunggu Miss…”
          Tiba-tiba suara lembut dari Gina pun terdengar.
          “ Selvi jangan disuruh keluar Miss. Sebenarnya Selvi terlambat itu gara-gara saya Miss, saya yang menyuruh dia ke suatu tempat, tapi saya lupa jemput dia lagi Miss, makanya dia terlambat.”
          Ya! Lagi-lagi cewek yang punya lesung pipi itu menyelamatkan Selvi agar tidak dihukum. Dia adalah sohib karib Selvi.
          “ That’s right?” Mata Ms Oki menuju ke Selvi.
          “ e..e… right Miss..” jawab Selvi gemetaran.
          “ okay ! Kali ini I maafkan you, tapi kalau you masih telat dalam pelajaran I, you akan I skor satu minggu. Understand?!”
          “Yes, Miss.” Selvi pun duduk di bangkunya yang berada disamping Gina.
          “Thanks Gin, untung ada lo, kalo nggak..” bisik Selvi.
          “ sst.. udah.. yang penting lo kan gak jadi dihukum, makanya, nonton film Mario Maurer ampe tengah malam.”
          “ yeeee… biarin… siapa suruh Thailand punya aktor kece.”
          “SELVI..!!!!” teriak Ms Oki. Selvi dan Gina pun terdiam.

Beberapa saat kemudian, datanglah sesosok cowok kece,ganteng,cool, masuk ke kelas Selvi. Dan ternyata dia adalah cowok yang menabrak Selvi tadi.
          “ Excuse Me !”
          Ms Oki pun segera menghampiri cowok tersebut.
          “ Oouw, Mario, mengapa you lama sekali. Silahkan masuk.”
          Cowok ganteng itupun masuk ke kelas dengan menebar senyuman yang sangat sweet. Semua cewek di kelas pun terpesona dengannya kecuali Selvi yang asik bercerita  dengan temannya yang dibelakang.
          “eh eh Sel, liat tuh ada anak baru, kece..” ujar Gina yang menarik-narik baju Selvi.
          “ Apaan sih Gin?” Selvi pun melihat cowok tersebut.
          “ Loh dia…” Selvi pun teringat dengan cowok yang menabraknya tadi pagi.
          “ Lo kenal Sel?” Tanya Gina.
          “Gak sih Gin, tapi dia itu yang nabrak gue tadi pagi sampai-sampai gue telat.”
          “ Ah masak Sel. Lo ngarang nih. Liat tuh ganteng banget.”
          “idih, segitu doang ganteng !”
          Ms Oki pun memukul meja karna suasana kelas menjadi ribut karna kedatangan anak baru ganteng itu.  “ KEEP SILENT !!!!!” Kelas pun terdiam.
          “ Everybody, kita kedatangan a new student. Please…” Ms Oki pun mempersilahkan anak baru itu memperkenalkan diri.
          “ Hai semua. Nama gue Mario Raynaldi. Panggil aja gue Mario. Gue harap gue bisa menjadi yang terbaik buat kalian.” Mario pun memancarkan action kece nya yang membuat semua cewek dikelas itu teriak menjerit….. kecuali Selvi yang memandang datar cowok itu.
          “ Nah, Mario. You duduk di…. Nah disitu, disamping Selvi.” Ms Oki menunjukkan bangku  kosong di samping Selvi yang membuat Selvi protes.
          “ Tapi Miss, saya  keberatan. Saya gak mau duduk berdekatan sama dia.”
Seketika semua anak dikelas itu menyoraki Selvi yang terlihat geer. Ms Oki pun memukul meja lagi.
          “SSSSSSSTTTTT…!!!!!!!!!!! Selvi, mengapa you selalu membuat keributan?! Kelas ini I yang ngatur, not YOU !!! Mario, please…!”
Mario pun duduk di samping Selvi, Gina pun tersenyum pada Mario, namun Mario malah tersenyum pada Selvi yang masih terlihat cemberut, Selvi hanya memalingkan wajah darinya.
          Lonceng istirahat pun berbunyi, semua cewek mendekati Mario termasuk Gina. Selvi pun yang terlihat jengkel menarik tangan Gina keluar.  
          “ Eh, Gin ! Please deh, jangan alay !”
          “ Eh Sel ! lo kenapa sih? Lo kelainan ya? Cuma lo doang di sekolah ini yang gak suka ama Mario. Lagian kan dia mirip ama Mario Maurer lo.” Goda Gina.
          “iih, mirip?!! Gue saranin lo pake kacamata !” Selvi pun berlalu pergi menuju kantin.
          “Hahaha si Nona Thailand ngambek. Eh Sel tungguin gue !!!” Gina pun menyusul Selvi.

Di kantin, seperti biasa mereka memesan 2 mangkuk bakso tanpa toge, dan 2 gelas es teh. Mereka sudah bersahabat sejak SMP, dan belum ada yang membuat mereka kelahi sampai sekarang. Saat mereka berdua sedang asik mengobrol sambil makan, tiba-tiba Genta pun datang.
“ Hai Sel, Hai Gin..!”
Karna kaget ntah karna Genta yang tiba tiba datang atau karna yang datang itu Genta, Selvi pun muncrat.
“Aduh, Sel. Jangan salting gitu ngapa?!” ejek Gina.
“Eh, lo Gin !”
Gina tertawa, dan Genta hanya tersenyum malu dan duduk di depan Selvi. Genta adalah kapten tim Basket di sekolah. Genta dan Selvi sudah lama saling suka, tapi sampai sekarang belum ada yang berani mengungkapkan perasaaan mereka.
“e..e.. Gin, gue ada yang mau di omongin sama Selvi, jadi lo….” Mengkode Gina agar menjauh dari mereka berdua.
“ hmm… oke oke Gen. Selamat bersenang-senang !”
“ eh Gin !” teriak Selvi, namun Gina pura-pura tidak dengar. Selvi pun terlihat salting saat berhadapan dengan Genta. Lalu Genta pun mulai berbicara dengan gugupnya.
“ e..e.. Sel. Gue.. gue ada yang.. mau.. gue mau ngomong sesuatu sama lo.”
“ya.. yaudah ngomong aja kali gen.” Selvi berkata dengan malunya tanpa melihat wajah Genta. Genta pun menggenggam tangan Selvi dan berkata….
“Sel, lo mau gak jadi pacar gue?”
“ha?!”
“Gue udah lamaaaaaaa banget suka ama lo, waktu kita MOS, waktu lo dengan beraninya nyanyi di depan anak anak basket. Trus waktu lo nyemangatin tim basket gue. Lo tu unik Sel. Gue udah lama pengen nembak lo, tapi gue takut lo gak akan terima.”
“Oooh……” wajah Selvi pun memerah karna malu dengan apa yang diutarakan Genta.
“Jadi, gimana Sel?”
“Gimana apanya?”
“Ya gimana perasaan lo sama gue?”
“yaa….. Yaudah…”
“Yaudah apa Sel?”
“Kalau udah saling suka mau gimana lagi..” Selvi pun tersenyum. Dan Genta pun terlihat bahagia. Mereka pun mengobrol dengan diiringi tawaan. Namun sebaliknya, Mario yang melihat kejadian itu langsung berwajah kesal dan membatalkan niatnya untuk mengajak Selvi bicara.
Saat kelas usai, Selvi yang dengan gembiranya menceritakan kejadian tadi kepada Gina tiba-tiba dikagetkan oleh kedatangan cowok yang datang dengan motor ninjanya. Dan yang ternyata itu Mario.          
“ Sel, naik !”
“Eh lo apa-apaan sih, udah 2 kali lo bikin jantung gue copot. Maksud lo apa sih, lo kurang senang ama gue?!”
“ Gue Cuma minta lo naik ke motor gue !”
Tiba-tiba Genta datang dengan motor maticnya.
“hei, apaan nih rame-rame..”
“eh Gen, kita pulang langsung yuk!” Selvi pun langsung naik ke atas motor Genta dan mereka langsung cabut. Mario mencengkram kuat pedal motornya, dan ia menoleh ke Gina yang sedang memandanginya dari tadi.
“Lo nunggu cowok lo juga?”
“Enggak kok Mar.”
Mario langsung memberikan helm ke Gina. Dan Gina naik ke atas motor Mario. Di tengah perjalanan, Mario bertanya pada Gina.
“Sejak kapan mereka kenal?”
“Mereka siapa?”
“Genta Selvi”
“oooh, mereka udah kenal lama banget. Genta itu kapten tim basket sekolah kita. Emang ngapain lo nanyain mereka?”
“Gak ada kok”
“Mereka cocok banget ya, gue pengen banget kayak mereka….”
Mendengar ucapan Gina yang mengatakan hubungan Genta dan Selvi yang sangat romantic, Mario semakin mencengkram kuat pedal motornya.
Semakin hari hubungan Genta dan Selvi memang sangat indah, yang biasanya setiap waktu Selvi selalu pergi berdua dengan Gina, tapi sekarang Selvi lebihsering menghabiskan waktu dengan Genta, pacarnya. Begitu sebaliknya, Gina pun juga lebih sering menghabiskan waktu dengan Mario, tetapi yang membuat Gina jengkel, Mario terlalu sering menanyakan tentang Selvi padanya.
Hingga pada suatu hari, Selvi tidak melihat Genta di sekolah, Selvi pun bertanya kepada teman-teman Genta.
“ Lo gak tau Sel? Genta itu kemaren kecelakaan.”
“ha? Kecelakaan? Gak mungkin, orang dia ngantarin gue pulang kemaren.”
“Ya dia kecelakaan habis ngantarin elo Sel.”
Selvi pun sontak terkejut dan termenung sampai bel pulang berbunyi. Selvi yang menunggu angkot yang tak kunjung lewat harus di hadang oleh guyuran hujan lebat. Tiba-tiba Mario berhenti di hadapannya.          
“ Kali ini lo gak boleh nolak tawaran gue lagi Sel. Hujan lebat nih.”
“Mau hujan, mau kemarau, mau salju, gua gak akan pernah terima apapun dari lo.” Selvi pun pergi meninggalkan Mario. Mario turun dari motornya dan mengejar Selvi, namun ia harus terserempet motor yang lewat dan menyebabkan ia terjatuh. Mendengar suara motor itu Selvi pun menoleh ke belakang dan mata nya terbelalak melihat Mario tergeletak di jalan.
“Mar ! Mario ! Lo gak papa?” Selvi pun mencoba menyadarkan Mario. Tetapi Mario tetap tidak sadar, melihat tangan Mario yang berdarah, Selvi pun memanggil Pak Joko untuk meminta bantuan.
“Pak ! Pak Joko !”
“Ada apa Neng Selvi? Kok belum pulang?”
“Pak, UKS masih buka gak Pak? Ada kecelakaan Pak!”
“Siapa yang kecelakaan, neng?”
“Mario, pak! Ayo Pak, bantu saya membawa masuk Mario.”
Pak Joko pun mengikuti Selvi, dan mereka bersama-sama membawa Mario ke UKS.
“Makasih ya Pak.”
“Iya neng Selvi, ada yang harus saya lakukan lagi neng?”
“nggak ada kok Pak, saya bisa sendiri.”
Pak Joko pun keluar meninggalkan Selvi dan Mario berdua di UKS. Setelah Selvi membalut luka tangan Mario, ia diam-diam menatap wajah Mario.
“kalo diliat-liat ni anak ganteng juga. Hampir mirip Mario Maurer.”
Saat Selvi mendekatkan wajahnya ke wajah Mario, tiba-tiba Mario mengagetkan Selvi. Selvi pun terkejut.
“ ayoooo, lo mau ngapain?” ejek Mario.
“Ih ! Geer banget sih, orang Cuma mau.. mau.. mau liat lo beneran pingsan atau nggak. Lo pura-pura pingsan kan? Supaya gue nolongin lo, trus lo bisa mesra-mesraan sama gue. Gue tau taktik lo.”
“Hahahaha, tau juga lo.”
“Eh jadi lo beneran Cuma pura-pura?! Ooo kurang ajar lo ya. Nyusahin gue aja lo !”
“Hehehe siapa suruh percaya. Week..”
“iih, resek resek !!!” Selvi mencubit-cubit Mario, tetapi Mario hanya tertawa, dia terlihat senang karna bisa berduaan dengan Selvi. Selvi pun sebaliknya, ia sekarang menyadari bahwa Mario orangnya asik, dan gak seperti pikiran dia selama ini.
Setelah berjam-jam Selvi mengobrol dengan Mario, ia melihat telepon genggamnya. Ternyata sudah 10 panggilan dari Gina. Lalu Selvi teringat Genta yang sedang ada di rumah sakit. Selvi bergegas pergi meninggalkan Mario yang pertanyaannya tak ia gubris.
Sesampainya di rumah sakit, Selvi mengintip dari jendela pintu kamar Genta. Telepon genggam yang Selvi pegang dari tadi terhempas jatuh ke lantai, air matanya jatuh saat meliat Gina dan Genta sedang tertawa bersama, mereka terlihat sangat bahagia, apalagi saat Selvi melihat Genta mencubit pipi Gina. Dunia terasa berhenti berputar. Lalu Selvi memilih pergi dan duduk di ruang tunggu.
Tiba-tiba Mario datang, dan duduk disamping Selvi.
“ Gimana? Genta baik-baik aja kan?”
“Ya! Dia sangat baik baik. Sangat baik.” Selvi pun berlalu. Karna penasaran, Mario membuka pintu kamar Genta dan melihat Gina menyuapi Genta. Mereka pun sama-sama terkejut. Gina langsung berdiri dan menjauh dari Genta seakan-akan dia ketahuan berselingkuh.
“Ma.. Mario.. lo disini? Lo sama Selvi?”
“Gila! Ternyata lo sahabat penikung ! Pantesan Selvi tadi….”
“Selvi kenapa?” Genta langsung memotong
“Lo masih pengen tau tentang Selvi setelah lo nyakitin perasaan dia?! Tega kalian semua!”
Mario pun pergi meninggalkan Genta dan Gina, dan mencari Selvi.

Beberapa hari kemudian, Selvi memutuskan Genta tanpa ingin memperpanjang masalah, begitu juga dengan Gina, ia memaafkan Gina. Tapi, Selvi tampak menjauh dari Gina.
Satu minggu kemudian, Selvi pergi ke tempat karaoke. Disana juga ada Mario.
“Lo sering ke sini juga Mar?”
“Sering banget gue kesini, nah lo tumben ke sini”
“ Ya boring aja dirumah mulu.”
“Satu ruang yuk Sel.”
“hmm… boleh.”
“tapi lo mau gak temenin gue ke taman?”
“Taman? Ngapain?”
“Cari udara segar”
“ooh.. boleh.. boleh..”
Mereka pun menuju ke taman. Setelah bercerita banyak, Mario pun mulai serius.
“Sel?”
“yap?”
“Gue suka ama lo.”
“Ha?”
“Dari gue nabrak lo di lorong, gue udah jatuh cinta sama lo..”
“Hahahaha, acting lo keren sob !”
“Sel !! gue serius !! apa lo gak liat mata gue?” Mario agak membentak.
“ iya iya..”
“Jadi, lo mau jadi pacar gue? Gue janji gue gak akan selingkuhin dan ngerepotin elo. Gue akan ngejagain lo selamanya. Karna gue sayang sama lo Sel.”
“Ta..tapi..”
“Please Sel, Lo harus percaya sama gue. Gue gak akan nyia-nyiain elo.”
Selvi menghela napas. “ Sorry ya Mar, gue gak bisa.”
“Ha?” Mario pun tampak kecewa dan menundukkan kepalanya.
“gue gak bisa nolak lo Mar.” Selvi pun tersenyum malu.
Dan Mario mengembangkan senyum cool nya dan memeluk Selvi.
Keesokan harinya, Selvi dan Mario berpapasan dengan Genta dan Gina. Lalu mereka berempat saling meminta maaf dan mereka pun akhirnya berdamai kembali.








         

         

         




Tidak ada komentar: