Nona Thailand Jatuh Cinta
Jam sudah berdentang 7 kali, namun
Selvi sama sekali belum membuka matanya sampai teriakan Mama yang
membangunkannya.
“ Selvi..!!! Udah jam 7, ayo bangun
!!!”, teriakan Mama dari dapur yang tengah menyiapkan bekal Selvi.
Sambil membuka mata perlahan, Selvi
berusaha mengambil jam hadiah ulang tahunnya yang ke-7 dulu dari Papanya.
Sentak dia pun segera bangun.
“Haa?! Udah jam 7, aduh mama kok gak
bangunin Selvi sih.” Selvi pun menuju kamar mandi, dengan ligat dia hanya
mencuci muka, menggosok gigi, memakai seragam, dan tidak lupa novel 5 cm yang
selalu ia bawa. Dengan rambut yang masih tergerai, Selvi menyalami Mamanya.
“ Ma, Selvi berangkat dulu.
Assalamualaikum..” bergegas pergi tanpa membawa bekalnya.
“ eeh, Selvi bekalnya.. aduh tu anak.”
Sesampainya di
sekolah, Selvi pun melihat Pak Joko, penjaga sekolah yang hendak menutup
gerbang sekolah.
“ eh eh Pak, tunggu Pak!” Selvi pun
menahan Pak Joko dan langsung masuk ke perkarangan sekolah.
“ Selvi.. Selvi.. Setiap hari selalu
saja terlambat.” Ujar Pak Joko yang melihat Selvi terbirit-birit menuju
kelasnya. Tetapi insiden pun terjadi,
seorang cowok kece yang tak sengaja menabrak Selvi hingga mereka terjatuh.
“Aw!!”
“eh sorry sorry, gue gak sengaja, lo
gak papa kan? Ada yang luka?” Tanya cowok ganteng itu sambil membantu Selvi
berdiri.
“ gak papa lo bilang?! EH ! mata lo
tarok dimana?! Pandai jalan gak sih?!” bentak Selvi yang sedang membersihkan
roknya dan langsung pergi.
“eh tapi tunggu….”
“ Apaan lagi ha?!”
“ gue mau nanya kelas 12 B dimana ya?”
“gue
kerjain aja ni orang” Selvi pun mulai merencanakan niat jahatnya.
“ Oh, kelas 12 B, itu lo lurus aja
trus belok kiri sampai di dekat madding trus lo belok kanan, nah itu..”
“ Oooh itu, thanks ya, dan sorry yang
tadi” tersenyum malu.
“ oke oke, lupakan aja.”
Cowok
ganteng itupun pergi menuruti perkataan Selvi tadi yang sebenarnya ia ditipu
oleh Selvi.
Sesampai di kelas, Selvi pun harus
menerima ceramahan oleh Ms. Oki guru B.inggrisnya karna ia terlambat, lagi.
“ You lagi You lagi, pusing I melihat
you selalu telat. Now, apa alasan you?”
“eee..ee.. tadi macet Miss..”
Semua teman-temannya pun menyoraki
Selvi
“ Alasan itu. Uuuuuuuuu…”
“ Shout Up ! I bosan mendengar jawaban
you lagi. Lebih baik you keluar dari kelas I sampai pelajaran I habis !”
“ Loh tapi Miss…”
“ No reason ! Get Out !”
“ Tunggu Miss…”
Tiba-tiba suara lembut dari Gina pun
terdengar.
“ Selvi jangan disuruh keluar Miss.
Sebenarnya Selvi terlambat itu gara-gara saya Miss, saya yang menyuruh dia ke
suatu tempat, tapi saya lupa jemput dia lagi Miss, makanya dia terlambat.”
Ya! Lagi-lagi cewek yang punya lesung
pipi itu menyelamatkan Selvi agar tidak dihukum. Dia adalah sohib karib Selvi.
“ That’s right?” Mata Ms Oki menuju ke
Selvi.
“ e..e… right Miss..” jawab Selvi
gemetaran.
“ okay ! Kali ini I maafkan you, tapi
kalau you masih telat dalam pelajaran I, you akan I skor satu minggu.
Understand?!”
“Yes, Miss.” Selvi pun duduk di
bangkunya yang berada disamping Gina.
“Thanks Gin, untung ada lo, kalo
nggak..” bisik Selvi.
“ sst.. udah.. yang penting lo kan gak
jadi dihukum, makanya, nonton film Mario Maurer ampe tengah malam.”
“ yeeee… biarin… siapa suruh Thailand
punya aktor kece.”
“SELVI..!!!!” teriak Ms Oki. Selvi dan
Gina pun terdiam.
Beberapa saat
kemudian, datanglah sesosok cowok kece,ganteng,cool, masuk ke kelas Selvi. Dan
ternyata dia adalah cowok yang menabrak Selvi tadi.
“ Excuse Me !”
Ms Oki pun segera menghampiri cowok
tersebut.
“ Oouw, Mario, mengapa you lama
sekali. Silahkan masuk.”
Cowok ganteng itupun masuk ke kelas
dengan menebar senyuman yang sangat sweet. Semua cewek di kelas pun terpesona
dengannya kecuali Selvi yang asik bercerita
dengan temannya yang dibelakang.
“eh eh Sel, liat tuh ada anak baru,
kece..” ujar Gina yang menarik-narik baju Selvi.
“ Apaan sih Gin?” Selvi pun melihat
cowok tersebut.
“ Loh dia…” Selvi pun teringat dengan
cowok yang menabraknya tadi pagi.
“ Lo kenal Sel?” Tanya Gina.
“Gak sih Gin, tapi dia itu yang nabrak
gue tadi pagi sampai-sampai gue telat.”
“ Ah masak Sel. Lo ngarang nih. Liat
tuh ganteng banget.”
“idih, segitu doang ganteng !”
Ms Oki pun memukul meja karna suasana
kelas menjadi ribut karna kedatangan anak baru ganteng itu. “ KEEP SILENT !!!!!” Kelas pun terdiam.
“ Everybody, kita kedatangan a new
student. Please…” Ms Oki pun mempersilahkan anak baru itu memperkenalkan diri.
“ Hai semua. Nama gue Mario Raynaldi.
Panggil aja gue Mario. Gue harap gue bisa menjadi yang terbaik buat kalian.”
Mario pun memancarkan action kece nya yang membuat semua cewek dikelas itu
teriak menjerit….. kecuali Selvi yang memandang datar cowok itu.
“ Nah, Mario. You duduk di…. Nah
disitu, disamping Selvi.” Ms Oki menunjukkan bangku kosong di samping Selvi yang membuat Selvi
protes.
“ Tapi Miss, saya keberatan. Saya gak mau duduk berdekatan sama
dia.”
Seketika semua anak
dikelas itu menyoraki Selvi yang terlihat geer. Ms Oki pun memukul meja lagi.
“SSSSSSSTTTTT…!!!!!!!!!!! Selvi,
mengapa you selalu membuat keributan?! Kelas ini I yang ngatur, not YOU !!!
Mario, please…!”
Mario pun duduk di
samping Selvi, Gina pun tersenyum pada Mario, namun Mario malah tersenyum pada
Selvi yang masih terlihat cemberut, Selvi hanya memalingkan wajah darinya.
Lonceng istirahat pun berbunyi, semua
cewek mendekati Mario termasuk Gina. Selvi pun yang terlihat jengkel menarik
tangan Gina keluar.
“ Eh, Gin ! Please deh, jangan alay !”
“ Eh Sel ! lo kenapa sih? Lo kelainan
ya? Cuma lo doang di sekolah ini yang gak suka ama Mario. Lagian kan dia mirip
ama Mario Maurer lo.” Goda Gina.
“iih, mirip?!! Gue saranin lo pake
kacamata !” Selvi pun berlalu pergi menuju kantin.
“Hahaha si Nona Thailand ngambek. Eh
Sel tungguin gue !!!” Gina pun menyusul Selvi.
Di
kantin, seperti biasa mereka memesan 2 mangkuk bakso tanpa toge, dan 2 gelas es
teh. Mereka sudah bersahabat sejak SMP, dan belum ada yang membuat mereka
kelahi sampai sekarang. Saat mereka berdua sedang asik mengobrol sambil makan,
tiba-tiba Genta pun datang.
“
Hai Sel, Hai Gin..!”
Karna
kaget ntah karna Genta yang tiba tiba datang atau karna yang datang itu Genta,
Selvi pun muncrat.
“Aduh,
Sel. Jangan salting gitu ngapa?!” ejek Gina.
“Eh,
lo Gin !”
Gina
tertawa, dan Genta hanya tersenyum malu dan duduk di depan Selvi. Genta adalah
kapten tim Basket di sekolah. Genta dan Selvi sudah lama saling suka, tapi
sampai sekarang belum ada yang berani mengungkapkan perasaaan mereka.
“e..e..
Gin, gue ada yang mau di omongin sama Selvi, jadi lo….” Mengkode Gina agar
menjauh dari mereka berdua.
“
hmm… oke oke Gen. Selamat bersenang-senang !”
“
eh Gin !” teriak Selvi, namun Gina pura-pura tidak dengar. Selvi pun terlihat
salting saat berhadapan dengan Genta. Lalu Genta pun mulai berbicara dengan
gugupnya.
“
e..e.. Sel. Gue.. gue ada yang.. mau.. gue mau ngomong sesuatu sama lo.”
“ya..
yaudah ngomong aja kali gen.” Selvi berkata dengan malunya tanpa melihat wajah
Genta. Genta pun menggenggam tangan Selvi dan berkata….
“Sel,
lo mau gak jadi pacar gue?”
“ha?!”
“Gue
udah lamaaaaaaa banget suka ama lo, waktu kita MOS, waktu lo dengan beraninya
nyanyi di depan anak anak basket. Trus waktu lo nyemangatin tim basket gue. Lo
tu unik Sel. Gue udah lama pengen nembak lo, tapi gue takut lo gak akan
terima.”
“Oooh……”
wajah Selvi pun memerah karna malu dengan apa yang diutarakan Genta.
“Jadi,
gimana Sel?”
“Gimana
apanya?”
“Ya
gimana perasaan lo sama gue?”
“yaa…..
Yaudah…”
“Yaudah
apa Sel?”
“Kalau
udah saling suka mau gimana lagi..” Selvi pun tersenyum. Dan Genta pun terlihat
bahagia. Mereka pun mengobrol dengan diiringi tawaan. Namun sebaliknya, Mario
yang melihat kejadian itu langsung berwajah kesal dan membatalkan niatnya untuk
mengajak Selvi bicara.
Saat
kelas usai, Selvi yang dengan gembiranya menceritakan kejadian tadi kepada Gina
tiba-tiba dikagetkan oleh kedatangan cowok yang datang dengan motor ninjanya.
Dan yang ternyata itu Mario.
“
Sel, naik !”
“Eh
lo apa-apaan sih, udah 2 kali lo bikin jantung gue copot. Maksud lo apa sih, lo
kurang senang ama gue?!”
“
Gue Cuma minta lo naik ke motor gue !”
Tiba-tiba
Genta datang dengan motor maticnya.
“hei,
apaan nih rame-rame..”
“eh
Gen, kita pulang langsung yuk!” Selvi pun langsung naik ke atas motor Genta dan
mereka langsung cabut. Mario mencengkram kuat pedal motornya, dan ia menoleh ke
Gina yang sedang memandanginya dari tadi.
“Lo
nunggu cowok lo juga?”
“Enggak
kok Mar.”
Mario
langsung memberikan helm ke Gina. Dan Gina naik ke atas motor Mario. Di tengah
perjalanan, Mario bertanya pada Gina.
“Sejak
kapan mereka kenal?”
“Mereka
siapa?”
“Genta
Selvi”
“oooh,
mereka udah kenal lama banget. Genta itu kapten tim basket sekolah kita. Emang
ngapain lo nanyain mereka?”
“Gak
ada kok”
“Mereka
cocok banget ya, gue pengen banget kayak mereka….”
Mendengar
ucapan Gina yang mengatakan hubungan Genta dan Selvi yang sangat romantic,
Mario semakin mencengkram kuat pedal motornya.
Semakin
hari hubungan Genta dan Selvi memang sangat indah, yang biasanya setiap waktu
Selvi selalu pergi berdua dengan Gina, tapi sekarang Selvi lebihsering
menghabiskan waktu dengan Genta, pacarnya. Begitu sebaliknya, Gina pun juga
lebih sering menghabiskan waktu dengan Mario, tetapi yang membuat Gina jengkel,
Mario terlalu sering menanyakan tentang Selvi padanya.
Hingga
pada suatu hari, Selvi tidak melihat Genta di sekolah, Selvi pun bertanya
kepada teman-teman Genta.
“
Lo gak tau Sel? Genta itu kemaren kecelakaan.”
“ha?
Kecelakaan? Gak mungkin, orang dia ngantarin gue pulang kemaren.”
“Ya
dia kecelakaan habis ngantarin elo Sel.”
Selvi
pun sontak terkejut dan termenung sampai bel pulang berbunyi. Selvi yang
menunggu angkot yang tak kunjung lewat harus di hadang oleh guyuran hujan
lebat. Tiba-tiba Mario berhenti di hadapannya.
“
Kali ini lo gak boleh nolak tawaran gue lagi Sel. Hujan lebat nih.”
“Mau
hujan, mau kemarau, mau salju, gua gak akan pernah terima apapun dari lo.”
Selvi pun pergi meninggalkan Mario. Mario turun dari motornya dan mengejar
Selvi, namun ia harus terserempet motor yang lewat dan menyebabkan ia terjatuh.
Mendengar suara motor itu Selvi pun menoleh ke belakang dan mata nya terbelalak
melihat Mario tergeletak di jalan.
“Mar
! Mario ! Lo gak papa?” Selvi pun mencoba menyadarkan Mario. Tetapi Mario tetap
tidak sadar, melihat tangan Mario yang berdarah, Selvi pun memanggil Pak Joko
untuk meminta bantuan.
“Pak
! Pak Joko !”
“Ada
apa Neng Selvi? Kok belum pulang?”
“Pak,
UKS masih buka gak Pak? Ada kecelakaan Pak!”
“Siapa
yang kecelakaan, neng?”
“Mario,
pak! Ayo Pak, bantu saya membawa masuk Mario.”
Pak
Joko pun mengikuti Selvi, dan mereka bersama-sama membawa Mario ke UKS.
“Makasih
ya Pak.”
“Iya
neng Selvi, ada yang harus saya lakukan lagi neng?”
“nggak
ada kok Pak, saya bisa sendiri.”
Pak
Joko pun keluar meninggalkan Selvi dan Mario berdua di UKS. Setelah Selvi membalut
luka tangan Mario, ia diam-diam menatap wajah Mario.
“kalo diliat-liat ni anak
ganteng juga. Hampir mirip Mario Maurer.”
Saat
Selvi mendekatkan wajahnya ke wajah Mario, tiba-tiba Mario mengagetkan Selvi.
Selvi pun terkejut.
“
ayoooo, lo mau ngapain?” ejek Mario.
“Ih
! Geer banget sih, orang Cuma mau.. mau.. mau liat lo beneran pingsan atau
nggak. Lo pura-pura pingsan kan? Supaya gue nolongin lo, trus lo bisa
mesra-mesraan sama gue. Gue tau taktik lo.”
“Hahahaha,
tau juga lo.”
“Eh
jadi lo beneran Cuma pura-pura?! Ooo kurang ajar lo ya. Nyusahin gue aja lo !”
“Hehehe
siapa suruh percaya. Week..”
“iih,
resek resek !!!” Selvi mencubit-cubit Mario, tetapi Mario hanya tertawa, dia
terlihat senang karna bisa berduaan dengan Selvi. Selvi pun sebaliknya, ia
sekarang menyadari bahwa Mario orangnya asik, dan gak seperti pikiran dia
selama ini.
Setelah
berjam-jam Selvi mengobrol dengan Mario, ia melihat telepon genggamnya.
Ternyata sudah 10 panggilan dari Gina. Lalu Selvi teringat Genta yang sedang
ada di rumah sakit. Selvi bergegas pergi meninggalkan Mario yang pertanyaannya
tak ia gubris.
Sesampainya
di rumah sakit, Selvi mengintip dari jendela pintu kamar Genta. Telepon genggam
yang Selvi pegang dari tadi terhempas jatuh ke lantai, air matanya jatuh saat
meliat Gina dan Genta sedang tertawa bersama, mereka terlihat sangat bahagia,
apalagi saat Selvi melihat Genta mencubit pipi Gina. Dunia terasa berhenti
berputar. Lalu Selvi memilih pergi dan duduk di ruang tunggu.
Tiba-tiba
Mario datang, dan duduk disamping Selvi.
“
Gimana? Genta baik-baik aja kan?”
“Ya!
Dia sangat baik baik. Sangat baik.” Selvi pun berlalu. Karna penasaran, Mario
membuka pintu kamar Genta dan melihat Gina menyuapi Genta. Mereka pun sama-sama
terkejut. Gina langsung berdiri dan menjauh dari Genta seakan-akan dia ketahuan
berselingkuh.
“Ma..
Mario.. lo disini? Lo sama Selvi?”
“Gila!
Ternyata lo sahabat penikung ! Pantesan Selvi tadi….”
“Selvi
kenapa?” Genta langsung memotong
“Lo
masih pengen tau tentang Selvi setelah lo nyakitin perasaan dia?! Tega kalian
semua!”
Mario
pun pergi meninggalkan Genta dan Gina, dan mencari Selvi.
Beberapa
hari kemudian, Selvi memutuskan Genta tanpa ingin memperpanjang masalah, begitu
juga dengan Gina, ia memaafkan Gina. Tapi, Selvi tampak menjauh dari Gina.
Satu
minggu kemudian, Selvi pergi ke tempat karaoke. Disana juga ada Mario.
“Lo
sering ke sini juga Mar?”
“Sering
banget gue kesini, nah lo tumben ke sini”
“
Ya boring aja dirumah mulu.”
“Satu
ruang yuk Sel.”
“hmm…
boleh.”
“tapi
lo mau gak temenin gue ke taman?”
“Taman?
Ngapain?”
“Cari
udara segar”
“ooh..
boleh.. boleh..”
Mereka
pun menuju ke taman. Setelah bercerita banyak, Mario pun mulai serius.
“Sel?”
“yap?”
“Gue
suka ama lo.”
“Ha?”
“Dari
gue nabrak lo di lorong, gue udah jatuh cinta sama lo..”
“Hahahaha,
acting lo keren sob !”
“Sel
!! gue serius !! apa lo gak liat mata gue?” Mario agak membentak.
“
iya iya..”
“Jadi,
lo mau jadi pacar gue? Gue janji gue gak akan selingkuhin dan ngerepotin elo.
Gue akan ngejagain lo selamanya. Karna gue sayang sama lo Sel.”
“Ta..tapi..”
“Please
Sel, Lo harus percaya sama gue. Gue gak akan nyia-nyiain elo.”
Selvi
menghela napas. “ Sorry ya Mar, gue gak bisa.”
“Ha?”
Mario pun tampak kecewa dan menundukkan kepalanya.
“gue
gak bisa nolak lo Mar.” Selvi pun tersenyum malu.
Dan
Mario mengembangkan senyum cool nya dan memeluk Selvi.
Keesokan
harinya, Selvi dan Mario berpapasan dengan Genta dan Gina. Lalu mereka berempat
saling meminta maaf dan mereka pun akhirnya berdamai kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar