Dear Galileo (2010)
Sebuah drama Thailand lagi disajikan di bioskop satu ini setelah menghadirkan A Crazy Little Thing Called Love, Little Comedian, Best Of Times , SuckSeed, Lulla Man.
Karena masalah film box office Hollywood yang belum kelar-kelar, ya mau
tidak mau gue secara pribadi menjadi Thailand Movie addicted Film
Thailand terbaru itu berjudul Dear Galileo (Nee Dtaam Galileo) / หนีตามกาลิเลโอ.
Ketika tahu film ini bakal muncul gue secara pribadi awalnya senang
karena ada lagi film Thailand yang bisa gue tonton setelah Lulla Man,
walaupun yang paling yang terakhir itu Don’t Go Breaking With My Heart
akan tetapi itu film Mandarin bukan Thailand. Melihat sinopsis dan
trailernya yang ada animasi di awalnya pun semakin membuat gue semangat
untuk menonton film ini. Bagaimankah hasilnya? Simak curhatan josep
berikut ini.
Noon
dan Cherry adalah dua sahabat yang selalu bersama-sama baik suka maupun
duka. Suatu hari Cherry memilki ide untuk pergi ke tempat tantenya di
London. Cherry memiliki ide tersebut karena dia sendiri sedang mengalami
kepenatan karena dirinya harus diskorsing di perkuliahan desain
arsitektur interior. Sedangkan Noon yang baru saja mengalami putus cinta
sedang butuh penyegaran dalam menjalani kehidupan yang baru. Akhirnya
mereka berdua pun pergi dengan modal nekat dan rasa percaya diri yang
tinggi. Walaupun sebenarnya kedua orang tua mereka sempat tidak
menyetujui rencana mereka tersebut. Setiba di London, kehidupan mereka
pun dimulai dari nol. Belum lagi, tante Cherry yang tinggal di London
ternyata mendadak harus pergi meninggalkan kota tersebut. Mencari
pekerjaan dari setiap restauran Thailand pun mereka lakukan demi
menghidupi mereka selama disana. Kehidupan mereka pun tidak seenak di
Thailand, problematika diantara mereka berdua pun terjadi sampai membuat
mereka berdiam satu sama lain. Noon yang awalnya butuh penyegaran
setelah putus cinta, tiba-tiba bertemu seorang cowok yang ternyata orang
Thailand, yang bernama Tum.
Boring,
ngantuk dan mupeng adalah tiga kata yang dapat gue lontarkan ketika
credit title ini muncul. Bagaimana tidak boring, alur cerita Dear
Galileo (Nee Dtaam Galileo) / หนีตามกาลิเลโอ terasa
begitu lambat dan panjang sekali. Masalah durasi yang berkisar 130
menit itu sebenarnya bukan hal yang baru lagi di perfilman Thailand
sejenis ini. Yang menjadi masalah adalah bagaimana cerita yang disajikan
terasa bertele-tele dan membosankan. Kebosanan tersebut pula yang dapat
mengakibatkan gue secara pribadi terkantuk-kantuk ketika menonton film
ini. Untung saja sampai tidak membuat gue tertidur. Film arahan
sutradara Nithiwat Tharatorn yang konon kabarnya pernah eksis dan sukses
di filmnya yang berjudul Season Change ini lebih memfokuskan cerita
tentang persahabatan Noon dan Cherry. Walaupun adanya kisah hubungan
anak dan ayah dan kisah permasalahan mereka sendiri di masa lalunya akan
tetapi cerita Dear Galileo tetap difokuskan ke persahabatan mereka.
Maksud
dari judul pun disini adalah bagaimana Cherry yang meyakini bahwa hukum
Galileo berlaku sebagai harapan mereka ke depannya. Dengan hukum
Galileo mereka bisa membuatkan semacam janji atau harapan yang kelak
nantinya bisa terwujud. Untungnya kebosanan yang membuat
terkantuk-kantuk dibayarkan setengah lunas dengan keindahan dari
tempat-tempat yang mereka berdua kunjungi. Ketika menonton film ini bisa
dibilang mupeng ingin segera cepat-cepat ke tempat yang ada di film
ini. Sebut saja, London, Paris, Vanice, Big Ben, Eiffel Tower, Stone
Hedge, Gondola, Pizza Tower. Harapan dan mimpi pun bisa terlontar di
pikiran ketika melihat objek-objek tersebut di film ini. Dari jajaran
para pemain Chutima Teepanart, Jarinporn Joonkiat, dan Ray Macdonald,
bisa dibilang tidak buruk-buruk amat dalam berakting di film ini. Tapi
sayangnya tetap saja yang menjadi pusat perhatian tetap 2 pemain utama
di film ini. Selebihnya hanya tempelan belaka dan tidak ada cerita
akhirnya.
Overall, film Dear Galileo (Nee Dtaam Galileo) / หนีตามกาลิเลโอ
bisa dibilang bukanlah film Thailand terburuk yang tayang di Indonesia
tahun ini. Akan tetapi film ini bisa dibilang film Thailand yang paling
membosankan bahkan membuat ngantuk karena alur ceritanya yang lambat dan
bertele-tele. Akan tetapi impian dan kenekatan dari Cherry disini bisa
dijadikan contoh buat kita yang mau belajar mandiri dan lebih mengenal
hidup di negeri orang. Sebuah film Thailand yang tetap layak ditonton
daripada menunggu ketidakpastian kabar film Hollywood yang belum ada
kabarnya sampai saat ini. Selamat menonton dan bermupeng ria. :cheers:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar